Jumat, 18 Januari 2013

MATERI MSDM: MENENTUKAN EFEKTIVITAS


KEIKUTSERTAAN DAN EFEKTIVITAS

Dalam pengambilan  keputusan mengenai suatu hal pada suatu organisasi, para menejer dan bawahan secara bersama-sama perlu mempertimbangkan variable-variabel keluaran dan variable-bariabel antara serta tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Proses ini dapat memberikan manfaat bagi para bawahan yaitu bawahan dapat ikut serta dalam menentukan dasar penilaian upaya yang mereka lakukan dan mereka akan lebih ter-arah pada tujuan dan sasaran yang ditetapkan .

Hal ini dibuktikan oleh Coch dan French dalam penelitiannya di sebuah pabrik Amerika. Mereka menemukan bahwa pada saat ada kebijakan perubahan teknologi dalam berproduksi, para menejer mengajak para pegawai untuk mendiskusikan hal tersebut. Dengan adanya keikutsertaan pegawai dalam pengambilan keputusan maka penolakan dari pegawai menurun pada saat penerapannya dan produktivitas pun meningkat. Penelitian lainnya juga mengungkapkan bahwa keikutsertaan pegawai dalam pengambilan keputusan cenderung efektif diterapkan dalam masyarakat.

Meskipun penerapan manajemen partisipatif cenderung efektif di Amerika, tetapi hal ini tidak efektif ketika diterapkan di sebuah pabrik Norwegia. Ketika French bersama temannya melakukan studi di pabrik tersebut mereka tidak menemukan adanya perbedaan produktivitas yang signifikan antara kelompok yang menerapkan manajemen partisifatif dengan kelompok yang tidak menerapkannya.

Dari hasil studi di Norwegia itu, dapat menunjukkan bahwa keberhasilan penerapan manajemen partisipatif bergantung pada situasi dan budaya yang dimiliki oleh pengikut dan pelaksana (pegawai).

Manajemen Berdasarkan Sasaran

Pendekatan  partisipatif  yang diterapkan untuk menangani masalah dalam menyesuaikan tujuan  dan sasaran semua orang dengan tujuan organisasi, yang telah berhasil diterapkan di beberapa perusahaan  di Amerika  adalah suatu proses yang disebut Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBS). MBS itu sendiri adalah suatu proses dimana atasan dan manajer bawahan  dalam suatu organisasi mengidentifikasi tujuan bersama-sama, menetapkan bidang tanggung jawab pokok setiap orang dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan dari orang itu, dan menggunakan hal itu sebagai pedoman pengoperasian unit dan penilaian kontribusi masing-masing anggota unit yang bersangkutan.

Konsep MBS ini diperkenalkan oleh Peter Durcker pada awal tahun 1950-an dan kemudian dipopulerkan oleh George Odiorne dan John Humble. Konsep ini dapat diterapkan pada semua jenis organisasi dan dapat dilaksanakan tidak hanya pemimpin tetapi juga oleh bawahan. MBS ini dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk mendapatkan keikatan dan produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi di mana pemimpin menyadari bahwa keterlibatan bawahan seperti ini sesuai dengan situasinya.

Adapun faktor yang memperlancar fungsi dari manajemen  ini yaitu kesepakatan antara manajer dengan bawahan tentang tujuan bawahan sendiri atau tujuan prestasi kelompok dalam periode yang telah ditetapkan. Kemudian prestasi bawahan yang berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan pada akhir periode waktu akan ditinjau dan dievaluasi bersama-sama oleh atasan dan bawahan.

Hal-hal yang harus diselesaikan  oleh organisasi dalam seluruh periode waktu tersebut secara keseluruhan perlu dibandingkan dengan hal-hal yang telah dicapai secara aktual. Penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan harus dilakukan dan tujuan yang tidak tepat harus ditiadakan. Setelah sesi peninjauan akhir atas sasaran dan prestasi yang dicapai, ditetapkan lankah-langkah dan penentuan sasaran dan tujuan dalam periode waktu selanjutnya.


Kamis, 17 Januari 2013

Saat Restu Orang Tua Belum Diberikan,,, Susah lah Aku

Saat ini, yang ada di pikiranku hanya lah memikirkan tentang bagaiman agar rencanaku menjadi Backpaker ke Malaysia, tepatnya di KL dan Penang bisa terealisasi. Aku sangat ingin sekali pergi kesana....

Mulanya, aku diajak oleh Nyonya (panggilan sayangku untuk mbak yang sekamar denganku) untuk ikut jalan-jalan kesana bersama Nyonya, Tuan, dan sepupu serta teman mereka. 

Aku yang sebenarnya dari dulu sangat ingin sekali traveling keluar kota/ ke luar negeri agar bisa  merasakan sensasi dalam berusaha untuk mandiri dan belajar mempertahankan hidup, dihadapkan dengan ajakan yang begitu menggiurkan seperti ini,,, sungguh sangat sangat tergiur. Aku juga berpikir kapan lagi bisa keluar negeri, mungkin aku tidak akan berani keluar negeri jika tanpa ajakan mereka. Akhirnya tanpa meminta restu dari sang ibu terlebih dahulu, aku langsung saja meng iya-kan ajakannya....
Tetapi setelah aku merenung beberapa jam, aku memberitahukan tentang hal itu kepada ibuku. Sontak ibuku langsung memarahiku dan tidak mengizinkanku seperti saat aku meminta izin untuk ikut study tour ke Bali pada saat aku masih SMA :( 

 Ibuku selalu tidak mengizinkan karena faktor letak Malaysia yang sangat jauh baginya. Ia takut kalau terjadi apa-apa denganku. Selain itu faktor money juga selalu menjadi hambatan, dimana bagiku money ini lah yang menjadi masalah terbesar mengapa ibuku tak mengizinkanku kesana.
Padahal aku telah menjelaskan bahwa kami  traveling kesana bulan Februari 2013, so aku bisa mulai menabung dan mencari uang tambahan dari jauh-jauh hari. Untuk membayar hotel di Penang aku juga tidak menggunakan uangku, karena Nyonya yang akan membayarnya. Selain itu aku juga mendapatkan beasiswa yang sebagian dari itu bisa aku gunakan untuk dana Traveling tersebut.
Semalaman aku mengurung diri di kamar, dan menangisi kegagalanku untuk kesana. Ibuku yang baru mengetahui kalau aku menangis dari soreh hingga larut tengah malam, akhirnya memberikan sedikit restunya kepadaku. 

" kalau ibu mengizinkan kamu ke Malaysia, tapi ibu tidak bisa memberikan kamu uang. kalau kamu mau kesana silahkan, tapi pikirkan dengan baik rencanamu itu"

Kata-kata ini lah yang membuatku menjadi tertantang dan menimbulkan ego yang sangat tinggi, untuk membuktikan kepada ibuku bahwa aku bisa ke sana tanpa meminta uang darinya.
Beberapa hari kemudian, kami telah mem-booking hotel di Penang, aku pun menceritakan kembali kepada ibuku tentang hal itu. Tetapi entah mengapa ia kembali tidak mengizinkan ku. Aku sedih lagi....
Akhirnya kuputuskan untuk tidak memberitahu ibu lagi, dan aku berkata kalau aku tidak jadi kesana. Secara sembunyi-sembunyi aku selalu merencanakan berbagai keperluan untuk perjalananku itu... sayangnya rahasiaku tersebut terbongkar karena adikku yang keceplosan bercerita kepada kakakku yang tanpa sadar terdengar oleh ibuku...
ibu ku masih saja  sungkan dan berat hati untuk memberikan restu kepadaku, ia selalu mengingatkan aku agar aku memikirkan rencana itu dengan matang, tetapi aku tetap kukuh pada keinginanku.

Singkat kata singkat cerita,,, setiap aku melakukan segala sesuatu untuk perjalananku ini, ada saja halangan yang ku temui, seperi selalu gagal membeli tiket pesawat karena tidak ada uang, selalu gagal buat paspor karena KK tertinggal di kampung halaman, kemudian dipaketkan oleh orang tuaku tetapi KK yang dikirimkan tersebut adalah KK yang salah sehingga pembuatan paspor kembali tertunda. KTPku juga hilang meskipun akhirnya ditemukan, dan tidak ada uang sepeserpun pada saat hari H membuat paspor. Bukan itu saja, aku juga sering meminjam uang dengan temanku dan seringkali tidak punya uang karena mengurusi segala hal untuk keberangkatanku ini. Disamping itu hotel di KL sangat mahal, sehingga sampai sekarang belum di booking. Parahnya lagi  lebih kurang 1 bulan lagi menjelang keberangkatan kami, tetapi aku tidak punya uang untuk membeli tiket dari KL ke Penang seharga Rp. 600.000
sungguh aku sangat bingung dan pusing memikirkan hal ini. di satu sisi aku  tidak bisa mundur karena terlanjur mengeluarkan uang banyak untuk mengurusi segala keperluan, di sisi lain aku tidak bisa maju karena tidak mempunyai uang.
Setelah ku renungkan, masalah yang ku hadapi ini mungkin ini terjadi karena ibu dan ayahku belum memberikan izin penuh sehingga segala apa yang aku lakukan terasa berat, dan selalu mendapatkan halangan dan kesusahan.

dan kini aku hanya bisa berdoa ke pada Tuhan,

Tuhan.... tolong bukakan pintu hati kedua orang tuaku agar mereka benar-benar mengizinkanku traveling ke Malaysia dan mantapkan hati mereka bahwa anak mereka ini bisa menjaga diri dengan baik dan tidak akan terjadi hal-hal yang buruk di sana nanti. Aku juga berdoa ke pada Tuhanku yang sungguh Maha pengasih dan Maha penyanyang tolong lapangkan rezekiku dan keluargaku serta berikan aku kemudahan dan kelancaran untuk menggapai impianku ini.